Ditengah kinerja visual yang kurang memenuhi ekspektasi, sejumlah analis justru masih merekomendasikan saham PT Vale Indonesia Tbk. Sebenarnya sejauh mana saham INCO ini dapat maju ?
Di kuartal pertama 2019, INCO melaporkan pendapatan sebesar 126,42juta USD, lebih rendah 25,83% ketimbang tahun lalu dimana mereka berhasil mencatatkan 170,45 juta USD.
Manejemen INCO menjelaskan bahwa penurunan tersebut diakibatkan oleh volume produksi serta harga realisasi rata-rata yang rendah ketimbang periode sebelumnya, penurunan mencapai 36% dibandingkan kuartal IV tahun lalu. Selain itu masih ada permasalahan tanur listrik 4 yang tidak terencana.
Frederick Daniel Tanggela selaku analis PT Indo Premier Sekuritas menilai bahwa operasional INCO pada kuartal pertama tahun ini memang melemah. Bayangkan saja, produksi nikel dalam matte hanya berhasil mencapai 13.080 ton, turun 36% secara kuartalan, jika dihitung pertahun, maka ada penurunan sekitar 24%.
Thomas Radityo selaku analis Ciptadana Sekuritas juga menurunkan harga saham perseroan yang awalnya dipatok 3.600, turun menjadi 3.350 per saham. Meski begitu, pihaknya masih mempertimbangkan dan merekomendasikan untuk membeli saham INCO.
Menurut data Bloomberg, dari 18 analis yang mengamati saham INCO, ada 14 analis yang masih merekomendasikan saham ini. Sementara itu sisanya meminta untuk menahan saham sampai harga kembali stabil.
Jika melihat sisi pegerakan saham, INCO terkoreksi 40 poin atau sekitar 1,36% ke level 2.900 pada hari Senin 6/5/2019 kemarin. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki Inco adalah 28,82 triliun.